PELAYANAN DP3AP2KB

MOP / MOW

Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metode Operasi Wanita ) atau Tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.

Pengaduan Kekerasan Perempuan Anak

Terkait Permasalahan Perempuan Dan Anak Termasuk Tindak Kekerasan, Anak Berhadapan Hukum dan Trafficking.

IUD Implan

Penyisipan hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Ini mungkin terasa tidak nyaman, seperti pemeriksaan panggul yang berkepanjangan, tapi tidak menyakitkan bagi kebanyakan wanita.

PELAYANAN APLIKASI

Aplikasi Elektronik Siap Nikah & Siap Hamil

Sistem Pelaporan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Secara Online

Aplikasi Sistem Informasi Keluarga

S I G A

PELAYANAN PUBLIK

ppid.tegalkab.go.id/INS044/

https://ppid.tegalkab.go.id/INS044/page/profil-dinas Dalam rangka kegiatan  Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik (KIP Award) Kabupaten Teg... Selengkapnya

PENDIDIKAN ANAK

HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2023

SLAWI ********* Memperingati Hari Anak Nasional ke 39 Tahun 2023, Dinas P3AP2 dan KB bersama Forum Anak Slawi Ayu menggelar Festival Permainan Tradisi... Selengkapnya

PELAYANAN KB KABUPATEN TEGAL

Image

MOP

Metode kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP) atau lebih dikenal dengan istilah vasektomi. Proses operasi ini pengikatan vas deferens (saluran berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang membawa sperma dari testikel menuju penis). Metode KB pria ini banyak dikenal dikalangan dengan istilah sterilisasi

Image

IUD DAN IMPLANT

Bentuk kontrasepsi reversibel paling efektif yang pernah ada. Selama tahun pertama penggunaan, kurang dari 1 dari 100 wanita pengguna IUD atau implan akan hamil. Seiring waktu, metode LARC 20 kali lebih efektif dibandingkan pil KB, koyo, atau cincin.

Image

MOW

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

Image

Peringatan Harganas Ke - 31 Tingkat Kabupaten Tegal, Pj Bupati Tegal Tekankan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024

Pemerintah Kabupaten Tegal serius menangani problem stunting, guna mewujudkan generasi emas 2045. Kesungguhan ini, diwujudkan dalam kick off intervensi serentak pencegahan stunting 2024, di Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal, Rabu (10/7/2024).

Dipimpin Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih, kick off intervensi serentak pencegahan stunting. Acara tersebut, sekaligus memperingati Hari Keluarga Nasional ke-31, tingkat Kabupaten Tegal, yang dihadiri stakeholder terkait dari 18 Kecamatan, 29 Puskesmas, Penyuluh KB serta Kader Posyandu se Kecamatan Tarub.

Menurut Eka Sulistia Ediningsih, keluarga adalah sekolah pertama untuk membentuk sumber daya manusia. “Kita kalau ingin menuju Indonesia Emas 2045, kuncinya berkaitan langsung dengan (kualitas) SDM,” tuturnya.

 

Eka Sulistia Ediningsih mengatakan, Harganas ke-31 menjadi pengingat bagi semua pemangku kebijakan.

Selain itu sebagai upaya turut menuntaskan sejumlah masalah terkait pembangunan keluarga berkualitas. Di antaranya, isu stunting, kemiskinan, dan pengangguran.

 

Pj Bupati Tegal Agustyarsyah menyampaikan Pemerintah Kabupaten Tegal terus berupaya mencapai target penurunan angka stunting nasional 14 persen di akhir tahun ini. Menurut Agustyarsyah, angka prevalensi stunting Kabupaten Tegal berkurang 1,7 persen poin pada pertengahan 2024 ini. Yakni dari 18,3 persen di akhir tahun 2023 lalu menjadi 16,60 persen pada pertengahan tahun 2024 ini. Hal itu berdasarkan hasil elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau EPPGBM.

 

Sementara itu berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia atau SSGI selama tiga tahun terakhir, angka stunting Kabupaten Tegal berkurang 6,5 persen poin, dari 28 persen di tahun 2021 menjadi 22,3 persen di tahun 2022 dan 21,5 persen di tahun 2023 lalu.

Pemkab Tegal melalui tim percepatan penurunan stunting (TPPS) di berbagai tingkatan tengah menjalankan aksi bersama intervensi serentak pencegahan stunting. Yakni dengan melakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh calon pengantin, ibu hamil dan balita secara berkelanjutan. Melalui aksi bersama pencegahan stunting ini Agustyarsyah optimis kasus baru stunting di Kabupaten Tegal dapat ditekan hingga nol kasus.“Lewat intervensi serentak ini kita harus memastikan tidak ada lagi kasus baru stunting di Kabupaten Tegal, sehingga prevalensinya ke depan bisa kita tekan,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2KB) Kabupaten Tegal Khofifah menuturkan pihaknya terus melakukan aksi nyata. Salah satunya dengan menggelar Gebyar Posyandu untuk mensukseskan intervensi serentak percepatan penurunan stunting.

Image

Audit Kasus Stunting (AKS) Semester 2 Tahun 2024

Dinas P3AP2 & KB Kabupaten Tegal kembali melaksanakan kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS) Semester 2 Tahun 2024 yang dibuka resmi oleh Ibu Dra.Suspriyanti,MM selaku Ibu Asisten II Pemerintahan & Kesra / Ibu Plt. Kepala Dinas P3AP2 & KB. Beliau menyampaikan keberhasilan dalam penurunan stunting tidak terletak pada satu pihak, tetapi semua pihak. Oleh karena itu peran serta dan kerjasama antar instansi/OPD terkait penurunan stunting dapat ditingkatkan kembali.

Pada hari Rabu (18/09/2024) di ruang Aula Dinas P3AP2 dan KB Kab. Tegal, Acara ini dihadiri juga oleh Tim Pakar AKS yang terdiri dari Dokter Spesialis Obgyn, Dokter Spesialis Anak, Ahli Gizi dan Psikolog. Adapun tujuan acara tersebut adalah Tim Pakar memberikan rekomendasi atas kondisi sasaran batuta, balita, bufas, dan bumil yang beresiko stunting. Lokasi yang diambil adalah Desa Muncanglarang Kecamatan Bumijawa. Selain dari Tim Pakar juga hadir TPPS Kecamatan Bumijawa, antara lain Sekcam, Kepala Puskesmas beserta jajarannya, Koordinator PLKB Kecamatan Bumijawa

Dari berbagai definisi yang ada, Identifikasi risiko pada audit kasus stunting ini adalah menemukan atau mengetahui risiko-risiko potensial penyebab langsung (asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita. Sedangkan penyebab risiko pada audit kasus stunting ini adalah identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.

"Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas"


#bkkbn
#bkkbnjateng
#stunting
#berencanaitukeren
#satgaspps #pembangunankeluarga
#percepatanpenurunanstunting
#cegahsuntingitupenting